Argumentasi Luka

Malam menertawakan kebodohanku,
yang terperosok di lubang yang telah kalian siapkan.

Gelap; tak kutemukan celah bercahaya.Tak 
kudengar suara apapun,kecuali gaung dari rintihku
sendiri,yang sedari tadi meniup luka yang mendera.

Dingin merapi dinding,dan basah mengaliri jurang 
di dada,yang tak sempat diisyaratkan tangis di pipi.

Di luar,gerimis mulai menderas,mengguyur benih 
luka yang kian meradang dijantung kepergian.

Kenangan perihal engkau ikut menerbas,membawa 
serta setapak yang bersimbah rinai nestapa.



Tanggerang-Purworejo
Agustus 2017
@hujankopisenja - @pemudabiasa
via.tumblr

Komentar