Hujan di Bulan Desember [2]







  • Tenggelam aku di rupamu
  • Ke palung rindu yang tersemu
  • Tak ada ruang yang tersisa dalam sendu
  • Tersimpan batas saat sayu mengadu
  • Kuingin kepadamu
  • Bayangmu ingin kucumbu
  • Tapi tersapu oleh sadarku
  • Nyatamu kian merayu
  • Terbius aku hingga membeku
  • Tapi ku terharu kau terpaut oleh waktu

  • ------------------------------

  • Aletha menahan nafasnya untuk beberapa saat dan pikirannya mulai terbang entah kenapa.ia menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dan memutar kembali ingatan tersebut.

  • "Sudahku bilang menghilanglah dari kehidupanku ta!"

  • Suara Axcel Menggema di koridor kampus yang sudah sepi karna menunjukkan pukul 18.00.Axcel membalikkan badannya dan bayangannya pun segera meninggalkan Aletha yang diam terpaku menatap kepergian Axcel.Aletha merasa sangat bodoh karna tidak henti-hentinya mengejar Axcel yang sudah muak melihat wajahnya.
  • Mungkin jika Aletha tidak perempuan Axcel akan segera menamparnya dan tidak akan menampakkan wajahnya sebisa mungkin menghindar dari Aletha.

  • "Berhenti untuk mengejarnya Aletha.Kenapa kau sangat keras kepala?"

  • "Ia tidak akan mendengar semua penjelasanmu dan tidak akan mempercayaiinya"

  • Helaan nafas terdengan dari Aletha sudah berapa kali ia melakukan kegiatan tersebut.Aletha sangat berharap semua kesalahpahaman ini selesai.
  • tidak apa jika Axcel tidak menerima cintanya.Setidaknya dengarkan penjelasan Aletha bahwa semua yang ia lihat salah.

  • Arvino Wijaya

  • Laki-laki yang siap menjadi tempat bersandar Aletha dan yang siap mendengarkan keluh kesah Aletha.Vino sapaan akrab laki-laki itu selalu ada untuk Aletha.Sudah dianggap seperti kakaknya sendiri.
  • Tapi,sayangnya Vino bukan menganggap Aletha sebagai adik perempuan atau sahabatnya.
  • Melainkan Vino sudah jatuh terlalu dalam kepada Aletha.



  • Komentar