Cyber Bullying

Hallo!
ketemu lagi sama gue yang membahas masalah yang baru-baru ini jadi pembicaraan hangat yang sebelumnya udah dibahas juga di artikel gun sebelumnya.

Mungkin ini topik yang sensitif tapi,menurut gue ini perlu dibahas karna banyak sekali masyarakat yang kurang menyadari bahayanya dari cyber bullying yang bisa menyebabkan hal yang cukup fatal.


Mungkin masih banyak dari temen-temen yang belum tau apa itu cyber bullying dan apa dampak dari cyber bullying tersebut.

Bullying jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti intimidasi, pelecehan, ancaman yang dilangsungkan baik secara verbal maupun fisik. Cyberbullying diartikan sebagai pelecehan dan penghinaan yang dilakukan pelaku (bully) kepada korban di dunia maya (internet) berikut pirantinya.
Berikut adalah definisi cyberbullying menurut para ahli :

Cyberbullying yaitu perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, menggunakan bantuan alat elektronik yang dilakukan berulang dan terus menerus pada seorang target yang kesulitan membela diri (Smith dkk, 2008).

Cyberbullying is the use of technology to intimidate, victimize, or bully an individual or group , cyberbullying adalah penggunaan teknologi untuk mengintimidasi, menjadikan korban, atau mengganggu individu atau sekelompok orang (Bhat, 2008).

Para peneliti menyurvei secara internasional terhadap 4.500 remaja dan praremaja di AS selama 2005 hingga 2006. Mereka meneliti secara spesifik perasaan depresi, seberapa mudah mereka menjadi marah, dan seberapa sulit mereka berkonsentrasi.

Peserta juga diteliti berkaitan dengan pengalaman mereka disakiti secara fisik, diejek serta dikirimi pesan melalui komputer atau telepon seluler. Atau apakah mereka yang justru pernah melakukannya.
"Korban cyber-bullying sering kali depresi, merasa terisolasi, diperlakukan tidak manusiawi, dan tak berdaya ketika diserang," ujar para peneliti.
Intimidasi secara fisik atau verbal pun menimbulkan depresi. Namun, ternyata para peneliti menemukan korban cyber-bullying mengalami tingkat depresi lebih tinggi.
Definisi cyber bullying, menurut Bryan Piotrowski dalam bukunya, Information for Educators, adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman sepantaran melalui media cyber

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan cyberbullying adalah intimidasi, pelecehan atau perlakuan kasar secara verbal secara terus menerus yang dilakukan di dunia maya
CYBER-bullying atau kekerasan dunia maya ternyata lebih menyakitkan jika dibandingkan dengan kekerasan secara fisik. Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari National Institutes of Health (NIH) mengungkapkan kekerasan melalui dunia maya efeknya lebih besar terhadap korban.

temen-temen juga bisa baca artikel ini

Mensos: 84% Anak Usia 12-17 Tahun Mengalami Bullying
Mensos Khofifah (Tri/detikcom)
Jakarta - Dua kasus bullying sempat menghebohkan masyarakat beberapa hari kemarin. Kedua kasus tersebut adalah kasus bullying beberapa siswi terhadap temannya di Thamrin City dan bullying yang dilakukan terhadap seorang mahasiswa di Universitas Gunadarma, Depok.

Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, salah satu survei yang dia temukan menyebut, pada anak berusia 12-17 tahun, 84 persen mengalami kasus bullying. Kebanyakan kasus bullying yang ditemukan adalah cyber bullying.

"Ada salah satu survei yang menyebut bahwa anak-anak di Indonesia umur 12-17 tahun itu bisa sampai 84 persen mengalami bullying. Pada posisi seperti ini, ternyata paling banyak cyber bullying," ujar Khofifah seusai acara Mukernas PPP di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/7/2017).


"Dampaknya bisa depresi, psikosomatik, bahkan ada yang bully suicide," tuturnya.

Karena itu, Khofifah mengimbau orang tua melakukan deteksi dini terhadap anak mereka bila menemukan perubahan sikap. Perubahan sikap tersebut antara lain anaknya tiba-tiba menjadi pendiam, minder, dan introver.

"Padi posisi itu, lingkungan terdekat, saya mohon bisa melakukan antisipasi kalau ada perubahan-perubahan yang tidak seperti biasa," ucapnya.

Untuk lingkungan sekolah, Khofifah meminta pihak sekolah tetap bisa memberikan rasa aman, nyaman, dan suasana yang menyenangkan bagi para murid. Bila ternyata tidak dapat menghadirkan hal itu kepada murid, sekolah tersebut perlu melakukan koreksi.

"Misalnya 1 guru itu bertanggung jawab atas 10-13 murid. Jadi secara personal mereka akan tahu adanya perubahan sikap dan perilaku yang tidak seperti biasanya," kata Khofifah.

Karena itu, dalam melakukan sertifikasi guru, Khofifah meminta adanya pakta integritas yang juga ditandatangani para guru. Pakta integritas tersebut berisi pernyataan guru bertanggung jawab atas berapa siswa yang mereka urus.

"Dengan begitu, mereka ada melakukan koreksi dan evaluasi dan punya dasar. Misalnya kasih peringatan sampai ada sanksi kalau memang ada pakta integritas yang harus dipertanggungjawabkan oleh guru," tuturnya. 
(bis/rvk)


Indonesia Memiliki Kasus Cyberbullying Tertinggi Kedua di Dunia

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Latitude News, Indonesia menjadi negara yang memiliki kasus Cyberbullying tertinggi kedua di dunia setelah negara Jepang. Di Indonesia 74 persen kasus Cyberbullying dilakukan melalui jejaring sosial Facebook dan 44 persen melalui jejaring sosial lainnya.

Menurut survei global yang diadakan oleh Latitude News, Indonesia merupakan negara dengan kasus bullying tertinggi kedua di dunia setelah Jepang. Kasus bullying di Indonesia ternyata mengalahkan kasus bullying di Amerika Serikat yang menempati posisi ketiga. Ironisnya, kasus bullying di Indonesia lebih banyak dilakukan di jejaring sosial. Sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat di dunia, Indonesia memiliki jumlah pengguna Facebook terbesar ketiga di dunia. Selain itu, Indonesia juga ‘menyumbang’ 15 persen tweet setiap hari untuk Twitter. Bahkan, Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2006, angka cyberbullying yang terjadi di mencapai angka 25 juta kasus di mulai dari kasus dengan skala ringan sampai dengan skala berat. Hasil penelitian memasukkan kategori seseorang disebut korban cyberbullying merupakan korban yang dihina, diabaikan, atau digosipkan di dunia maya. Berdasarkan penelitian 91% responden asal Indonesia mengaku telah melihat kasus cyberbullying. 

Kemudian data menunjukkan bahwa cyberbullying paling sering terjadi melalui media sosial, khususnya Facebook. Di Indonesia, 74% responden menunjuk Facebook sebagai biangnya cyberbullying, dan 44% menyebut media website yang lain. Selain itu, kasus ini juga paling sering dilakukan oleh telepon genggam, chat room, email, online instant messaging.

Menurut salah seorang psikolog yang praktek di Rumah Sakit Pondok Lathif Jakarta bernama Roslina Verauli, M.Psi, selain dapat mengganggu emosional korban ternyata tidak menutup kemungkinan korban Cyberbullying akan menjadi pelaku bulliying juga. Dengan begitu, ada kemungkinan tindak kekerasan di dunia maya ini akan semakin luas seiring berkembangnya zaman.


Tidak ada orang yang mengalami cyber bullying akan lolos tanpa mengalami bekas – bekas bullying tersebut pada dirinya, baik secara emosional maupun secara psikologis, entah itu merupakan dampak yang besar ataupun kecil. sosial dan lainnya seringkali akan mulai merasa putus asa. Bisa saja mulai berkembang pemikiran bahwa satu – satunya jalan untuk melepaskan diri adalah dengan bunuh diri.


Banyak orang tua yang membebaskan penggunaan gadget dan internet kepada anak dengan alasan kemajuan zaman. Memberikan gadget juga sebagai cara mudah untuk menenangkan anak agar orang tua dapat mempunyai waktu untuk diri sendiri. Namun banyak dari mereka yang tidak menyadari bahaya dibaliknya, dan lupa untuk memberi pengawasan yang layak saat anak menggunakan gadget.


Penggunaan gadget sesungguhnya memerlukan kemampuan kontrol diri yang baik, artinya pengguna gadget seyogianya telah dapat mengontrol emosinya sendiri sehingga tidak menyalah gunakan gadget tersebut,misalnya untuk melakukan cyber bullying. Oleh sebab itulah, seharusnya para orang tua lebih meningkatkan pengawasan ketika anak sedang menggunakan gadget agar anak terhindari dari menjadi korban bullying maupun menjadi pelaku cyber bullying.
setelah membaca penjelasan diatas temen-temen mulai ngerti gimana bahayanya cyber bullying yang secara tidak sadar mungkin salah satu dari kita telah melakukannya.

Australian Federal Police (AFP) mengidentifikasikan setidaknya terdapat tujuh bentuk cyberbullying, yaitu:

1. Flaming (perselisihan yang menyebar), yaitu ketika suatu perselisihan yang awalnya terjadi antara dua orang atau lebih (dalam skala kecil) dan kemudian menyebarluas sehingga melibatkan banyak orang (dalam skala besar) sehingga menjadi suatu kegaduhan dan permasalahan besar.
2. Harrasment (pelecehan), yaitu upaya seseorang untuk melecehkan orang lain dengan mengirim berbagai bentuk pesan baik tulisan maupun gambar yang bersifat menyakiti, menghina, memalukan, dan mengancam.
3. Denigration (fitnah), yaitu upaya seseorang menyebarkan kabar bohong yang bertujuan merusak reputasi orang lain.
4. Impersonation (meniru), yaitu upaya seseorang berpura-pura menjadi orang lain dan mengupayakan pihak ketiga menceritakan hal-hal yang bersifat rahasia.
5. Outing and trickery (penipuan), yaitu upaya seseorang yang berpura-pura menjadi orang lain dan menyebarkan kabar bohong atau rahasia orang lain tersebut atau pihak ketiga.
6. Exclusion (pengucilan), yaitu upaya yang bersifat mengucilkan atau mengecualikan seseorang untuk bergabung dalam suatu kelompok atau komunitas atas alasan yang diskriminatif.
7. Cyber-stalking (penguntitan di dunia maya), yaitu upaya seseorang menguntit atau mengikuti orang lain dalam dunia maya dan menimbulkan gangguan bagi orang lain tersebut.



Dampak Umum

Berikut ini ada beberapa dampak cyber bullying yang bisa terjadi:
1. Dipermalukan
Tujuan para pembully memang untuk membuat korbannya jatuh secara mental demi kesenangan diri mereka sendiri. Korban bullying akan merasa dipermalukan dalam waktu yang lama, bahkan mungkin seumur hidup, karena di dunia cyber semua materi yang dimasukkan dan berkaitan dengan bullying tersebut akan selalu ada dan mengusik sang korban. Untuk medekati korban bullying. Cobalah cara mendekati orang introvert dengan berbagai trik psikologis, dan mengetahui berbagai tahap perkembangan afektif anak usia dini.

2. Stres dan Depresi
Mengalami penghinaan dan tekanan terus menerus akan meningkatkan frekuensi perasaan sedih dan melakolis yang akan mengarah kepada terbentuknya stres dan depresi pada korban cyber bullying. Perasaan bahagia akan sulit dirasakan karena terkikis oleh berbagai kejadian buruk yang dialami. Jika perlu, korban bullying dapat melakukan terapi psikologi untuk depresi agar dapat mengatasinya.

3. Kehilangan Rasa Percaya Diri
Keyakinan terhadap diri sendiri perlahan akan menghilang ketika mengalami bullying. Image positif terhadap diri sendiri juga bisa terkikis dan membuat korban bullying memandang negatif dirinya sendiri. Merasa diri tidak berharga dan tidak pantas ditolong, dan berbagai pandangan serta perasaan negatif lainnya.

4. Paranoid
Cemas dan selalu merasa tidak aman adalah dampak lain dari cyber bullying. Para pelaku bully dapat kapan saja memasuki ruang pribadi korbannya melalui akses dari telepon genggam ataupun internet yang ada di komputer, sehingga korban bullying tidak pernah merasa benar  benar dapt beristirahat dari teror tersebut. Paranoid merupakan salah satu dari macam – macam gangguan jiwa yang bisa terjadi pada manusia.

5. Menjadi Pelakunya
Seorang korban bisa saja menjadi pelaku untuk mempertahankan diri ataupun hanya sekedar meniru. Ia pasti tahu apa yang dapat dijadikan sasaran oleh para pelaku cyber bullying dan beralih meniru para pelakunya. Bisa saja dengan alasan agar dirinya dianggap kuat dan terhindar dari penindasan lebih lanjut, ataupun kehilangan nilai – nilai moralnya sendiri.

6. Gangguan Kesehatan
Kondisi fisik pun bisa juga terpengaruh oleh stres yang dirasakan akibat menjadi korban bullying. Penyakit – penyakit seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi atau gangguan pencernaan bisa diderita oleh para korban bullying. Bisa juga efeknya berupa ketahanan tubuh yang menurun sehingga mudah terkena penyakit flu, sakit kepala, dan lain sebagainya. Hal ini akan terjadi jika korban bullying tidak mencari cara menghilangkan beban pikiran dengan tepat.

7. Prestasi yang Menurun
Hilangnya minat dan konsentrasi terhadap pelajaran sekolah juga dapat menjadi salah satu dampak dari cyber bullying. Hal itu disebabkan karena sang korban terlalu fokus kepada bagaimana cara untuk mengakhiri rundungan yang ditujukan kepadanya, ataupun juga telah lelah dan kehilangan semangat untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari.

8. Melakukan tindakan Kriminal
Sebagai bentuk pelampiasan akan bullying dan kekerasan sosial yang dialaminya, seseorang korban cyber bullying bisa jadi justru akan menjadi pelaku dari tindakan kriminal. Contohnya terlibat dalam perkelahian, kecanduan obat terlarang, menjadi seorang peminum, aksi vandalisme, dan banyak lagi.

9. Menjadi Agresif
Salah satu dampak lainnya adalah perubahan karakter. Lingkungan yang dipenuhi oleh orang – orang yang bertemperamen agresif secara tidak langsung akan turut memberi pengaruh ke alam bawah sadar seseorang hingga ia juga menjadi orang yang agresif perilakunya. Semua itu bisa terjadi sebagai hasil dari mekanisme pertahanan diri dan usaha membela diri sendiri.

10. Menjadi pribadi yang rapuh 
Para korban bullying seringkali sulit untuk merasa aman dan percaya diri lagi, karena telah begitu seringnya karakter pribadi mereka dijatuhkan oleh para pembully. Bisa saja mereka akan menjadi rapuh secara mental dan mudah terguncang ketika mengalami masalah baru, serta tidak dapat menghadapinya dengan baik.

11. Terbuka rahasianya, tak ada privasi
Karena pembullyan berlangsung di dunia maya, maka rasanya akan lebih memalukan bagi para korbannya. Sebab semua hal yang berkaitan dengan cyber bullying akan tersebar dengan mudah di internet. Pesan pesan jahat, gambar, teks serta semua yang berhubungan bisa dilihat dan dibagikan oleh banyak orang dalam waktu yang lama, bahkan mungkin selamanya.

12. Kecewa dengan diri sendiri
Para korban cyberbullying sering diserang melalui titik mereka yang paling lemah. Hasilnya, mereka akan mulai meragukan nilai dirinya sendiri. Misalnya, jika seorang anak perempuan disebut gendut, lalu ia melakukan diet ketat yang pada akhirnya merusak sistem tubuhnya sendiri. Tak jarang mereka ingin menjadi pribadi yang berbeda untuk menghindari kelanjutan bullying tersebut.

13. Bertemperamen tinggi
Terkadang para korban juga akan merasa marah mengenai apa yang terjadi pada mereka. Hasilnya, mereka bisa merencanakan balas dendam yang justru berbahaya, karena membuat mereka tetap terjebak di dalam siklus korban dan pembully. Walaupun sangat sulit, memaafkan para pembully selalu lebih baik daripada membalas dendam.

14. Kehilangan minat hidup
Ketika cyberbullying sedang terjadi, korbannya seringkali berhubungan dengan dunia di sekitarnya secara berbeda dengan orang lain. Untuk kebanyakan korban, hidup bisa terasa tidak berarti dan tanpa harapan. Mereka kehilangan minat pada hal – hal yang dulunya dinikmati dan juga tidak banyak berinteraksi dengan teman serta keluarga.


15.Merasa terisolasi
Cyberbullying akan membuat korbannya merasa terkucil dan  kesepian. Pengalaman ini tentu saja menyakitkan karena bagi remaja, pergaulan dengan teman adalah suatu hal yang penting. Ketika seorang anak tidak memiliki teman, hal ini dapat mengarah kepada bullying. Terlebih lagi, ketika bullying sedang berlangsung, memutuskan akses kepada internet dapat membuat seorang anak remaja merasa sedang memutuskan komunikasi dengan dunianya. Sebab, internet adalah cara mereka berkomunikasi dengan sebayanya, dan menghilangkannya akan membuat meteka merasa terasing.

16. Gelisah
Korban bullying seringkali akan mudah terjerumus kepada kegelisahan akut, dan juga berbagai kondisi yang berhubungan dengan gangguan psikologis lainnya. Sebab utamanya adalah berkurangnya keyakinan diri dan harga diri yang dimiliki, sebagai hasil dari cyber bullying yang terus menerus dan mengikis perasaan positif terhadap diri sendiri dan lingkungan. Untuk itu harus dilakukan cara mengatasi anxiety disorder dengan tepat.

17. Gangguan pola tidur
Gangguan tidur atau insomnia adalah efek yang umum terjadi jika seseorang sedang merasakan stres berkepanjangan. Selain mempengaruhi pola makan, stres yang dirasakan juga dapat mempengaruhi pola tidur dari korban bullying. Contohnya, menjadi sulit tidur, terlalu banyak tidur dan tidak melakukan kegiatan lain, atau mengalami mimpi buruk.

18. Bunuh Diri
Cyber bullying meningkatkan resiko bunuh diri. Anak – anak yang disiksa terus menerus oleh teman sebaya melalui pesan teks, pesan instan, media 

Dampak Psikologis

1. Membuat Korban Tidak Percaya Diri
Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri banyak dilakukan oleh para remaja pada umumnya. Namun ini tidak diterapkan pada sebagian korban bullying. Umumnya pelaku cyber bullying adalah orang-orang yang menganggap orang lain lebih lemah dari mereka sehingga mudah untuk ditindas. Mereka mengincar orang atau target yang terlihat lemah dan juga sendirian. Biasanya tingkat sosial, standar cantik, atau orang-orang yang menutup diri dari lingkungan sosial merupakan target yang empuk untuk dijadikan sasaran bullying.
Para pelaku yang biasanya tidak sendiri akan terus melakukan perlawanan dalam bentuk serangan digital kepada korban bullying sehingga mereka merasa rendah diri dan tidak bahagia. Apalagi dengan adanya media sosial, para pelaku cyber bullying dengan mudah mengajak lebih banyak massa untuk ‘ikut berpesta’ bersama mereka menjatuhkan si korban.

2.  Menarik Diri Dari Lingkungan Sosial
Akibat dari rasa percaya diri yang rendah, korban cyber bullying akan mulai menarik diri dari lingkungan sosial maupun media sosial. Mereka merasa takut untuk digunjingkan apabila ikut berkumpul dengan orang-orang atau melakukan aktivitas di media sosial. Pada akhirnya korban cyber bullying akan menganggap semua orang sama dengan pelaku bullying dan tidak berani menampakkan diri mereka baik di media sosial atau pun di pergaulan sehari-hari. Ini juga bentuk dari salah satu Dampak Psikologis Media Sosial

3. Menutup Akses Sosial Media Mereka dari Keluarga dan Kerabat
Sebagai orang yang tertindas, korban cyber bullying tetap memiliki harga diri dan perasaan untuk menjaga orang-orang yang dicintainya. Mereka cenderung menutup rapat masalah mereka dari keluarga ataupun kerabat dengan tidak memberikan akses bagi orang-orang yang dicintainya untuk menemukan mereka di media sosial. Hal ini dimaksudkan agar keluarga atau orang-orang yang dicintainya tidak mengetahui atau ikut merasa terbebani dengan masalah mereka.

4. Menghabiskan Waktu Sendirian
Karena merasa tidak ada yang mengerti perasaan mereka, korban cyber bullying menjadi lebih senang menghabiskan waktu mereka sendirian. Mereka cenderung tertutup dan membiarkan diri mereka menanggung sakit sendirian. Sambil meratapi nasib, korban cyber bullying lebih fokus pada setiap rasa sakit yang mereka terima dibanding mencari solusi atau mengumplkan keberanian untuk meawan.

5. Menghilang Dari Aktivitas Sosial
Jika dibiarkan terus-menerus dampak cyber bullying akan menjadikan korban memiliki keinginan yang tinggi untuk menghilang dari segala bentuk aktivitas sosial. Sebab para korban cyber bullying merasa takut untuk diperhatikan dan merasa dunia luar bukanlah tempat yang aman untuk mereka menunjukkan diri. Akibatnya mereka cenderung untuk memiliki pemikiran bunuh diri lebih banyak dari orang biasa.

6. Dampak Dari Cyber Bullying Lainnya adalah Perubahan Kepribadian
Akibat penekanan dan penindasan yang dilakukan berulang-ulang, korban cyber bullying tidak hanya merasa rendah diri tapi juga memiliki perubahan kepribadian lainnya.
Mereka yang merasa tidak tahan dengan tekanan yang datang dari sekitar mereka tapi tidak berani melawan akan berujung pada depresi, ketidak stabilan emosi, sampai amarah yang terpendam. Korban cyber bullying juga berpotensi untuk menyakiti diri mereka sendiri atau self injury sebagai bentuk pelampiasan kemarahan mereka yang tidak bisa mereka sampaikan kepada para pelaku cyber bullying.

7. Turunnya Berat Badan
Tidak ada korban cyber bullying yang merasa bahagia. Tekanan yang mereka dapatkan secara perlahan merenggut kebahagiaan mereka. Para korban umumnya tidak bisa menikmati hidup mereka. Hal ini berpengaruh pada pola makan dan gaya hidup mereka.
Tidak adanya selera makan dan gairah dalam menjalani kehidupan membuat korban cyber bullying mengalami penurunan berat badan yang ekstrem.

8. Terlihat Aneh
Banyak masyarakat umum yang secara tidak langsung ikut membully korban cyber bullying hanya karena mereka nampak berbeda. Perbedaan ini dikarenakan korban cyber bullying  yang merasa malu dan menarik diri dari lingkungan sosial. Hingga akhirnya mereka berusaha untuk tidak mencolok dan menarik perhatian banyak orang dengan memakai jaket atau pakaian panjang dan bergerak tergesa-gesa yang justru membuat mereka menjadi pusat perhatian karena dianggap aneh.
Jika kamu melihat orang di sekitarmu yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan seperti cyber bully maka ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menolong mereka sebelum mereka benar-benar merasa sendirian dan melakukan tindakan yang membahayakan diri mereka sendiri terlebih orang lain:

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah dengan memeberikan dukungan kepada korban cyber bullying. Apapun asumsi atau keanehan yang kamu lihat jangan menjadikan kamu untuk ikut-ikutan menghakimi orang lain. Percaya bahwa ada sebab dibalik ‘keanehan’ orang lain dan berikan dukungan moral kepada mereka agar mereka mau terbuka dan tidak menjalani masalah mereka seorang diri.
Tidak mudah berada di pihak korban cyber bullying, kamu bisa saja berpotensi menjadi korban juga dan mengalami penindasan yang sama karena membela si korban. Namun hal ini tidak lantas membuat kamu mundur. Tunjukkan pada dunia bahwa tidak ada orang yang pantas mengalami penindasan. Karena pada hakikatnya semua manusia itu sama terlepas dari penampilan maupun status sosial.

Tidak hanya menemani mereka, kamu juga bisa memberikan bantuan lebih dengan membantu korban cyber bullying untuk kembali ke lingkungan sosial. Ajak mereka bergabung di lingkungan sosial dan temani mereka.

Kamu juga bisa mendorong mereka untuk terbuka agar mau menceritakan masalah mereka kepada orang tua, kerabat, dan teman-teman mereka agar lebih banyak orang yang dapat membantu mereka. Yakinkan pula mereka untuk berani melawan pembullyan dan bahwa apa yang mereka alami bukanlah aib melainkan pelajaran bagi orang lain agar tidak mengalami hal buruk seperti yang telah mereka lalui.

Hal terakhir yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dampak cyber bullying adalah dengan melaporkan segala aktivitas cyber bullying  yang kamu temukan. Pada beberapa platform media sosial terdapat fitur ‘Report’ yang bisa membantu kamu untuk mengurangi tindakan cyber bullying. Kamu juga bisa turut serta membuat campaign dan mengajak orang-orang untuk ikut memerangi segala tindakan bullying yang terjadi di dunia digital

------------------------------------
Sumber:
https://dosenpsikologi.com/dampak-psikologis-cyber-bullying-bagi-korban



Komentar